TUGAS GEOLOGI INDONESIA
GEOLOGI PULAU NUSA TENGGARA
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas geologi
Indonesia
KELOMPOK 2
ADRIYANTO HANAFI
LA ODE SAMUHAN
RAHMAN S. NANGGILI
WAHYU WIRONOTO UTOMO
DIANA MUHAMMAD AKUBA
ELISMIYANTI PAKAYA
PATHIAH KASILI
ZULAEHA ABJUL
SRI MILANDA BADU
Dosen Pembimbing
Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T
Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015
A.
Geologi Nusa Tenggara
Barat
Berdasarkan
peta diatas, jenis batuan yang ada di Nusa tenggara barat bagian Sumbawa telah
di bagi berdasarkan warna, dan batuan yang dominan pada peta tersebut yaitu
batuan sedimen, selain itu sisanya merupakan batuan vulkanik dan batuan
terobosan. Adapun jenis batua berdasarkan warna pada peta diatas meliputi
sebagai berikut :
1.
Kuning, merupakan batuan sedimen (batu lempung tufan). Batu
lempung tufan merupakan sisipan batu pasir, dan kerikil hasil rombakan batuan
gunung api.
2.
Merah jambu, merupakan batuan vulkanik dengan satuan breksi tanah merah. Satuan
breksi tanah merah merupakan breksi gunung api bersusun andesit hasil letusan
gunung, dan jenis batuan ini berumur kuarter.
3.
Coklat, merupakan batuan vulkanik dengan satuan breksi
andesit-basal. Satuan breksi andesit-basal merupakan breksi gunung api, lahar,
tuf, abu, dan lava, bersusun andesit basal.
4.
Pingk tuah, merupakan batuan terobosan yaitu andesit, basal,
desit, dan batuan yang tak teruraikan yang sebagian batuan beku lelehan. Satuan
ini menerobos batuan berumur miosen awal.
B.
Geologi Nusa Tenggara
Timur
Berdasarkan
peta diatas dapat diketahui jenis batuan yang ada di Nusa Tenggara Timur yang
meliputi sebagai berikut :
1.
Warna Ungu merupakan formasi kiro, jenis batuannya yaitu
breksi, lava, tufa pasiran dan batu pasir tufaan.
2.
Biru muda merupakan formasi waihekang, jenis batuannya yaitu
batu gamping tufaan, batu gamping pasiran kasar.
3.
Kuning merupakan formasi tahahau, jenis batuannya yaitu lava
desit, breksi, tufa, lava riolit, tufa kaca.
4.
Coklat merupakan batuan gunung api (vulkanik)
5.
Hijau gelap merupakan formasi loka, jenis batuannya yaitu
tufa berseling dengan batu pasir tufa, dan bersisipan dengan batu gamping
pasiran-tufaan.
6.
Merah jambu merupakan jenis batuan gradiorit, garanit,
granodiorit, dan diorite kuarsa.
7.
Coklat mudah merupakan hasil gunung api tua, dengan jenis
batuan lava, breksi, aglomerat, dan tufa pasiran, terdapat juga breksi batu
apung.
Dapat kita lihat bahwa di kedua pulau ini terdapat dua
mountain land (southern dan northern) yang terbentuk : gunung api Mio-Pliosen
yang sekarang tererosi tahap tua membentuk pematang-pematang sempit tertoreh
dalam, dan gununapi aktif Kuarter muda yang bentuknya masih kerucut. Ini mencerminkan
perkembangan busur volkanik bagian dalam seiring dengan bergeraknya zone
subduksi ke utara. Di Lombok dan Sumbawa jalur volkanik tua ada di sebelah
selatan. Sisa-sisa gunungapi tua andesitik-basaltik ini misalnya Gunung Mareje
(716 m) di dekat Mataram Lombok atau Gunung Sepakat dan Gunung Dinding di
Sumbawa selatan. Di sekitar gunung ini dapat dipelajari dengan baik bagaimana
asal dan sekuen gunung ini dalam hubungannya dengan batuan sediment yang
tersingkap di sekitarnya, apakah intrusi magmatik yang menerobos batuan
sediment lebih tua, apakah gunungapi tuayang di pinggirnya ditumbuhi terumbu
karang, dsb.
Pengangkatan Resen terjadi sangat kuat di sebelah selatan
Lombok-Sumbawa. Batugamping dan konglomerat dari gunung api tua terangkat
membentuk tebing pantai, misalnya di dekat Kuta dan Blongas di Lombok selatan
(bandingkan dengan pantai Uluwatu, Bali selatan – hal yang sama juga). Dataran
tinggi sebelah selatan Taliwang di Sumbawa baratdaya, juga merupakan uplifted
coral limestones yang dulunya tumbuh menumpu (onlap) gunungapi andesitik ke
sebelah selatan dan tenggaranya.
C.
Struktur Geologi
Sunda Kecil (NTB dan NTT)
Telah kita ketahui bahwa Sunda Kecil yang akan kita pelajari
disini merupakan suatu kepulaun di sebelah timur Pulau Jawa yang terdiri dari
beberapa pulau besar misalnya Bali, Lombok, Sumbawa, dan Flores. Kondisi
geologi wilayah NTB dengan batuan tertua berumur Tersier dan yang termuda
berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta Aluvium (recent).
Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir kuarsa,
batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batugamping dan
dasit.
Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari lava, breksi, tufa,
andesit, batupasir tufaan, batulempung, dasit, tonalit, tufa dasitan,
batugamping berlapis, batugamping tufaan dan lempung tufaan. Batuan Kuarter di
Pulau Lombok terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava, breksi, lava,
tufa, batuapung dan breksi lahar. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari
terumbu koral terangkat, epiklastik (konglomerat), hasil gunungapi tanah merah,
gunungapi tua, gunungapi Sangeangapi, gunungapi Tambora, gunungapi muda dan
batugamping koral. Aluvium dan endapan pantai cukup luas terdapat di Pulau
Sumbawa dan Lombok.
Data geologi yang disajikan untuk Pulau Lombok dari hasil
pengamatan, maka dapat dikerhukakan jenis batuan yang ada di Pulau Lombok.
Terdapat dua unsur geologi utama di Pulau Lombok yaitu lingkaran gunung berapi
di sebelah utara dan lingkaran rendah yang sudah tua di sebelah selatan.
Diantara kedua bagian ini terdapat lembah yang merupakah peralihan. Gunung
berapi dilapisan bagian atasnya dan pegunungan tua di lapisan bawah dan yang
paling berpengaruh adalah Gunung Rinjani, Gunung Punikan dan Gunung Nangi
dibentuk oleh sedikit beresia dan larya, yang disebarkan oleh Bresia Rinjani ke
arah barat dan timur.
Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan
berupa bahan yang berasal dari endapan yang kemudian menghasilkan Formasi Asah.
Di barat laut sebagian dari batuan muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini
semakin ke barat pengendapan batuan karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada
akhir Pliosen terangkat dan tersesarkan.
Kegiatan gunung api lebih banyak terjadi di daratan, yang
menghasilkan gunung api dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua
kaldera, yaitu mula-mula kaldera Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau
Bali masih mengalami gerakan yang menyebabkan pengangkatan di bagian utara.
Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke permukaan laut dan Pulau Bali pada
umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Bagian selatan
lebih landai dari bagian Utara.
Sumber :
Buccu, Keizya. Makalah Geologi Nusa Tenggara (Sunda Kecil) <http://www.academia.edu/5337104/MAKALAH_GEOLOGI_Nusa_Tenggara_Sunda_kecil_BAB_I_PENDAHULUAN> (diakses tanggal 26 oktober 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar